Tokoh Pendidikan Luar Sekolah
Mengenal biografi tokoh Pendidikan Luar Sekolah,
Philip H. Coombs, Ivan Illich, Paulo Freire dan Abraham H. Maslaw
1. Philip
H. Coombs
Philip
Hall Coombs lahir pada tahun 1915 di Holyoke, MA; meninggal pada 15 Februari
2006 di Chester,CT. studi sarjananya di Amherst College dan pasca sarjana
bekerja di University of Chicago. Dia mengajar ekonomi di Williams College dan
menjadi direktur program untuk pendidikan di Ford Foundation.
Coombs
ditunjuk oleh Presiden John F. Kennedy untuk menjadi
Asisten Menteri Luar Negeri untuk Pendidikan dan Kebudayaan pada bulan Februari
1961. Dia adalah seorang advokat untuk merombak sistem pendidikan, mengatakan
bahwa setiap distrik sekolah harus memasukkan 2% dari uangnya ke dalam
pendidikan meneliti dan mempekerjakan seorang "Wakil Presiden yang
bertanggung jawab atas bidaah." Selama bertugas di pos ini, ia pergi untuk
tinggal di Paris, mengorganisir UNESCO
International Institute for Educational Planning . Kelompok yang
dibentuk UNESCO ini menyarankan
negara-negara untuk memperbaiki sistem pendidikan mereka . Karena tidak puas dengan laju perubahan, ia
mengundurkan diri dari Departemen Luar Negeri AS pada tahun 1962
dan, dari tahun 1963 hingga 1968, menduduki jabatan Direktur IIEP. Dia menjabat sebagai
wakil ketua dan ketua Dewan
Pengembangan Ekonomi Internasional hingga 1992, ketika dia pensiun. Selama kariernya ia
menulis beberapa buku tentang kebijakan luar negeri dan pendidikan. Dia menikah dengan Helena Brooks selama 65 tahun dan memiliki
dua anak, Peter B. Coombs dan Helena H. Weeks.
Karya yang dipublikasikan :
1. Masalah mobilisasi ekonomi
(Sekolah Tinggi Angkatan Bersenjata, Washington, DC mobilisasi ekonomi), oleh
Philip H Coombs, 1947
2. Pendidikan dan Bantuan Luar Negeri: Cara
Meningkatkan Bantuan Pendidikan Luar Negeri Amerika Serikat
(dari Kuliah Burton) oleh Philip H. Coombs, 1965
3.
Krisis Pendidikan Dunia: Analisis Sistem,
Oxford University Press, 1968
4. Mengelola Biaya Pendidikan ,
oleh Philip H. Coombs dan Jacques Hallak. 1972
5. Menyerang Kemiskinan Pedesaan: Bagaimana
Pendidikan Nonformal Dapat Membantu , Sebuah laporan
penelitian untuk Bank Dunia. Diedit oleh Barbara Baird Israel, oleh Philip H.
Coombs dengan Manzoor Ahmed, 1974
6. Pendidikan untuk Pembangunan Pedesaan (studi
khusus Praeger dalam ekonomi dan pembangunan internasional)
oleh Manzoor Ahmed dan Philip H. Coombs, 1975
7. Memenuhi Kebutuhan Dasar Penduduk Miskin
Pedesaan: Pendekatan Terpadu Berbasis Masyarakat
(studi kebijakan Pergamon tentang pembangunan internasional), oleh Philip H.
Coombs, 1980
8.
Krisis Dunia dalam Pendidikan: The View from
the Eighties , oleh Philip H. Coombs, 1985
9.
Pendidikan dan Bantuan Luar Negeri: Cara
untuk Meningkatkan Bantuan Pendidikan Luar Negeri Amerika Serikat
(Burton Lectures) oleh Philip H. Coombs, 1988
10. Dimensi
Keempat Kebijakan Luar Negeri , oleh Philip H Coombs,
1990
2. Ivan
Illich
Ivan
Illich lahir 4 September 1926 meninggal 2 Desember 2002 pada umur 76 tahun
adalah seorang filsuf Austria, pastor Katolik Roma, dan seorang “pengkritik
sosial yang tidak kenvensional” dari lembaga-lembaga budaya barat kontempore
dan pengaruhnya terhadap sumbernya serta dalam praktik pendidikan, kedokteran,
kerja, penggunaan energgi, transportasi, dan pembangunan ekonomi.
Illich lahir di Wina dari ayah Katolik Kroasia, seorang insinyur Ivan
Illich Peter, dan ibu Yahudi
Sefardim, Ellen née
Regenstreif-Ortlieb. Nenek dari ibunya berasal dari Texas. Illich menguasai bahasa Italia, Spanyol, Perancis,
dan Jerman sebagai bahasa asli. Ia kemudian belajar bahasa Kroasia, dari bahasa
kakeknya, ditambah bahasa Yunani Kuno dan Latin, di samping Spanyol, Portugis,
Hindi, Inggris, dan lainnya. Ia belajar histologi dan kristalografi di
University of Florence (Italia) serta teologi dan filsafat di Universitas
Kepausan Gregoriana di Roma (1942-1946), dan sejarah abad pertengahan di
Salzburg.
Ia menulis disertasi yang
berfokus pada sejarawan Arnold Toynbee J. dan akan kembali ke subjek dalam
tahun-tahun terakhirnya. Pada tahun 1951, ia "mendaftar untuk menjadi
pastor paroki di salah satu lingkungan termiskin di New York - Washington
Heights, di ujung utara Manhattan, dan segera meninggalkan daerah imigran Puerto
Rico menggunakan pesawat." Pada tahun 1956, di usia 30, ia diangkat
sebagai wakil rektor Universitas Katolik Puerto Rico, "posisi yang
berhasil menjaga selama beberapa tahun sebelum dikeluarkan -Illich hanya
sedikit terlalu keras dalam kritiknya terhadap pernyataan Vatikan tentang pengendalian
kelahiran dan sikap
dingin terkait bom nuklir." Di Puerto Rico, Illich bertemu
dengan Everett Reimer, dan keduanya mulai menganalisis fungsi mereka sendiri
sebagai "pendidikan" para pemimpin. Pada tahun 1959, ia melakukan
perjalanan di seluruh Amerika Selatan dengan berjalan kaki dan dengan
naik bus.
Pada tahun 1961, Illich mendirikan
Centro de Documentación Intercultural (fr) (ClDOC, atau Pusat Dokumentasi
Antarbudaya) di Cuernavaca, Meksiko, yang seolah-olah sebuah kursus bahasa yang
menawarkan pusat penelitian untuk misionaris dari Amerika Utara dan relawan
dari Aliansi untuk program Kemajuan. diinisiasi oleh John F. Kennedy. Niat aslinya adalah untuk
mendokumentasikan partisipasi Vatikan dalam "perkembangan modern"
dari apa yang disebut Dunia Ketiga. Illich menaruh kecurigaan pada belas
kasihan liberal atau keangkuhan konservatif yang memotivasi naiknya
perkembangan industri global.
Konsep
1. Melawan produktivitas
Gagasan
utama Ivan Illich adalah konsep counterproductivity (Melawan produktivitas):
ketika lembaga-lembaga masyarakat industri modern menghambat tujuan yang
ditargetkan mereka. Misalnya, Ivan Illich menghitung bahwa, di Amerika pada
1970-an, jika Anda menambahkan waktu yang dihabiskan untuk bekerja untuk
mendapatkan uang untuk membeli mobil, waktu yang dihabiskan di dalam mobil
(termasuk kemacetan lalu lintas), waktu yang dihabiskan dalam perawatan
kesehatan . industri karena kecelakaan mobil, waktu yang dihabiskan di industri
minyak untuk bahan bakar mobil ... dll, dan Anda membagi jumlah kilometer yang
ditempuh per tahun itu, Anda mendapatkan perhitungan sebagai berikut: 10000 km
per tahun per orang dibagi dengan 1600 jam per tahun per Amerika sama dengan 6
km per jam. Jadi kecepatan nyata mobil akan menjadi sekitar 3,7 mil per jam.
2.
Specific
diseconomy
Diseconomy khusus
adalah istilah lain yang digunakan Illich sebagai ukuran tingkat
counterproductivity kelembagaan yang terjadi, mengacu pada tingkat yang tepat
seperti misalnya, industri medis menginduksi penyakit, lembaga pendidikan
mendorong kebodohan, sistem peradilan melanggengkan ketidakadilan, atau
pertahanan nasional dapat membuat bangsa kurang aman. Ketika diseconomy
tertentu semakin meningkat, ini berarti sebuah lembaga atau industri semakin
kontraproduktif dengan niat aslinya.
3.
Monopoli
radikal
Dia menemukan
konsep monopoli radikal: ketika medium secara teknis atau tampaknya lebih
efektif, itu kemudian menciptakan monopoli yang menolak akses ke media lain.
Konsumsi wajib dari medium yang menggunakan banyak energi (misalnya
transportasi bermotor) mempersempit hasil dari nilai pakai (kemampuan angkutan
bawaan). Dengan "monopoli radikal" Maksudku dominasi satu jenis
produk bukan dominasi satu merek. Saya berbicara tentang monopoli radikal
ketika salah satu produksi industri berproses dalam latihan kontrol eksklusif
atas kepuasan kebutuhan yang mendesak, dan tidak termasuk kegiatan
nonindustrial dari kompetisi.
4.
Keramahan
Illich bekerja
untuk membuka kemungkinan-kemungkinan baru. Illich mencurahkan satu bab dari
Bebaskan Masyarakat atas usulan untuk kelahiran kembali Epimethean Man. Dia
berpendapat bahwa kita membutuhkan alat yang ramah dibandingkan dengan mesin.
Alat mungkin memiliki banyak aplikasi, beberapa sangat berbeda dari penggunaan
awal yang dimaksudkan. Sebuah alat dapat dianggap sebagai ungkapan penggunanya.
Kebalikan dari mesin, di mana manusia menjadi hamba yang peran mereka hanya
terdiri dari menjalankan mesin untuk satu tujuan.
3. Paulo
Freire
Paulo Freire (lahir di Recife, Brasil, 19 September 1921 – meninggal di São Paulo, Brasil, 2 Mei 1997 pada umur 75 tahun) adalah seorang
tokoh pendidikan Brasil dan teoretikus pendidikan yang berpengaruh di dunia.
Kehidupan Paulo Freire
Freire dilahirkan dalam
keluarga kelas menengah di Recife, Brasil. Namun
ia mengalami langsung kemiskinan dan kelaparan pada masa Depresi Besar 1929, suatu pengalaman yang membentuk keprihatinannya terhadap kaum miskin
dan ikut membangun pandangan dunia
pendidikannya yang khas. Freire mulai belajar di Universitas
Recife pada 1943,
sebagai seorang mahasiswa hukum, tetapi ia juga belajar filsafat dan
psikologi bahasa. Meskipun ia lulus sebagai ahli hukum, ia tidak pernah
benar-benar berpraktik dalam bidang tersebut. Sebaliknya, ia bekerja sebagai
seorang guru di sekolah-sekolah menengah, mengajar bahasa Portugis. Pada 1944
ia menikah dengan Elza Maia Costa de Oliveira.
Pada 1946, Freire diangkat
menjadi Direktur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dari Dinas Sosial di
Negara bagian Pernambuco (yang ibu kotanya adalah Recife). Selama bekerja itu,
terutama ketika bekerja di antara orang-orang miskin yang buta huruf, Freire
mulai merangkul bentuk pengajaran yang non-ortodoks yang belakangan dianggap
sebagai teologi pembebasan (Dalam kasus Freire, ini merupakan
campuran Marxisme dengan agama Kristen). Perlu dicatat bahwa di Brasil pada
saat itu, melek huruf merupakan syarat untuk ikut memilih dalam pemilu.
Pada 1961, ia diangkat
sebagai direktur dari departemen Perluasan Budaya dari Universitas Recife, dan
pada 1962 ia mendapatkan kesempatan pertama untuk menerapkan secara luas
teori-teorinya, ketika 300 orang buruh kebun tebu diajar untuk membaca dan menulis
hanya dalam 45 hari. Sebagai tanggapan terhadap eksperimen ini, pemerintah
Brasil menyetujui dibentuknya ribuat lingkaran budaya di seluruh negeri.
Pada 1964, sebuah kudeta
militer mengakhiri upaya itu, dan menyebabkan Freire dipenjarakan selama 70
hari atas tuduhan menjadi pengkhianat. Setelah mengasingkan diri untuk waktu
singkat di Bolivia, Freire bekerja di Chili selama lima tahun untuk Gerakan Pembaruan Agraria Demokratis Kristen. Pada 1967, Freire menerbitkan
bukunya yang pertama, Pendidikan sebagai Praktik Pembebasan. Buku ini
disambut dengan baik, dan Freire ditawari jabatan sebagai profesor tamu di Harvard pada
1969. Tahun sebelumnya, ia menulis bukunya yang paling terkenal, Pendidikan Kaum Tertindas (Pedagogy of the Oppressed), yang diterbitkan dalam bahasa Spanyol dan
Inggris pada 1970. Buku itu baru diterbitkan di Brasil pada 1974 (karena
perseteruan politik antara serangkaian pemerintahan diktatur militer yang otoriter dengan Freire yang Kristen sosialis ketika Jenderal Ernesto Geisel mengambil alih kekuasaan di Brasil dan memulai proses liberalisasi.
Setelah setahun di Cambridge,
Freire pindah ke Jenewa, Swiss untuk bekerja sebagai penasihat
pendidikan khusus di Dewan Gereja-gereja se-Dunia. Pada masa itu Freire bertindak
sebagai penasihat untuk pembaruan
pendidikan di bekas
koloni-koloni Portugis di Afrika, khususnya Guinea Bissau
dan Mozambik.
Pada 1979, ia dapat
kembali ke Brasil, dan pindah kembali ke sana pada 1980. Freire bergabung
dengan Partai Buruh
(Brasil (PT) di kota São Paulo, dan
bertindak sebagai penyelia untuk proyek melek huruf dewasa dari 1980 hingga
1986. Ketika PT menang dalam pemilu-pemilu munisipal pada 1986, Freire diangkat
menjadi Sekretaris Pendidikan untuk São Paulo. Pada 1986, istrinya Elza
meninggal dunia, dan Freire menikahi Maria Araújo Freire, yang melanjutkan
dengan pekerjaan pendidikannya sendiri yang radikal. Pada 1991, didirikanlah
Institut Paulo Freire di São Paulo untuk memperluas dan menguraikan
teori-teorinya tentang pendidikan
rakyat. Institut ini
menyimpan semua arsip Freire. Freire meninggal dunia karena serangan jantung
pada 2 Mei 1997.
4.
Abraham H. Maslaw
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa
kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain
sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh
dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi Ia merasa terisolasi dan
tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku.
Ia awalnya kuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus
dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya
yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya
yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master
pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan
studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana
ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega
awal dari Sigmund
Freud.
Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di
New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang
antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi
secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi
perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan
potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya
banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang
signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hierarki kebutuhan, berbagai
macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman.
Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar
tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke
tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969,
dan menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia
bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri
kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai
mengembangkan konsep psikologi humanistik.
Ia
menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung
pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika
menganugerahkan gelar Humanist of the Year.
Teori Humanistik dan Aktualisasi Diri
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia. Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti jalan pikir manusia.
Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri. Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi dirinya.
Hierarki Kebutuhan
Maslow
menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi
gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang
paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi
diri). Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut :
2.
Kebutuhan
akan rasa aman
3.
Kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi
4.
Kebutuhan
untuk dihargai
5.
Kebutuhan
untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai
dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.
Kemudian berhenti dengan sendirinya.
Maslow memperluas cakupan prinsip
homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan
harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow
menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan.
Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak
lahir persis sama dengan insting.
1. Kebutuhan
Fisiologis
Pada tingkat yang paling
bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara,
makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu
dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak
dipenuhi dalam keadaan yang sangat ekstrem (misalnya kelaparan) bisa
menyebabkan manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya
sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar
ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu
kebutuhan akan rasa aman (safety needs).
2. Kebutuhan Rasa
Aman
Jenis kebutuhan yang kedua
ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan,
bebas dari rasa takut, cemas dan
sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah maka manusia membuat
peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi,
pensiun dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety
needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan
seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya
akan cenderung ke arah yang makin negatif.
3. Kebutuhan
Dicintai dan Disayangi
Setelah kebutuhan dasar
dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan
dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan
mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin
setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya
sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat.
Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah
kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak
mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan
tidak bekerja merasa dirinya pengangguran
yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang
bersangkutan.
4.
Kebutuhan Harga Diri
Di sisi lain, jika
kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem
needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah
kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah
kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari
orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil
sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu
siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi
yaitu aktualisasi diri (self actualization).
5.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri
merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara
hierarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak
terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri
sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.
6. Meta Kebutuhan
dan Meta Patologi
Menurut Maslow, meta
kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari:
1.
Kebenaran
2.
Kebaikan
3.
Keindahan
atau kecantikan
4.
Keseluruhan
(kesatuan)
5.
Dikotomi-transedensi
6.
Berkehidupan
(berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya)
7.
Keunikan
8.
Kesempurnaan
9.
Keniscayaan
10. Penyelesaian
11. Keadilan
12. Keteraturan
13. Kesederhanaan
14. Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada
yang tersembunyi, semua sama penting)
15. Tanpa susah payah (santai, tidak tegang)
16. Bermain (fun, rekreasi, humor)
17. Mencukupi diri sendiri
7.
Meta Patologi
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi
maka akan terjadi meta patologi seperti:
1.
Apatisme
2.
Kebosanan
3.
Putus
asa
4.
Tidak
punya rasa humor lagi
5.
Keterasingan
6.
Mementingkan
diri sendiri
7.
Kehilangan
selera dan sebagainya
Itulah beberapa biografi tokoh-tokoh
Pendidikan Luar Sekolah, tapi sebenarnya masih banyak lagi tokoh-tokoh
Pendidikan Luar Sekolah, hanya saja dalam kesempatan kali ini saya hanya
menyampaikan 4 tokoh saja. Terimakasih dan semoga bermanfaat.
Sumber
:
https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow
Komentar
Posting Komentar