Tokoh Pendidikan Luar Sekolah


Mengenal biografi tokoh Pendidikan Luar Sekolah, Philip H. Coombs, Ivan Illich, Paulo Freire dan Abraham H. Maslaw
  
 1.      Philip H. Coombs

       

Philip Hall Coombs lahir pada tahun 1915 di Holyoke, MA; meninggal pada 15 Februari 2006 di Chester,CT. studi sarjananya di Amherst College dan pasca sarjana bekerja di University of Chicago. Dia mengajar ekonomi di Williams College dan menjadi direktur program untuk pendidikan di Ford Foundation.

Coombs ditunjuk oleh Presiden John F. Kennedy untuk menjadi Asisten Menteri Luar Negeri untuk Pendidikan dan Kebudayaan pada bulan Februari 1961. Dia adalah seorang advokat untuk merombak sistem pendidikan, mengatakan bahwa setiap distrik sekolah harus memasukkan 2% dari uangnya ke dalam pendidikan meneliti dan mempekerjakan seorang "Wakil Presiden yang bertanggung jawab atas bidaah." Selama bertugas di pos ini, ia pergi untuk tinggal di Paris, mengorganisir UNESCO International Institute for Educational Planning . Kelompok yang dibentuk UNESCO ini menyarankan negara-negara untuk memperbaiki sistem pendidikan mereka . Karena tidak puas dengan laju perubahan, ia mengundurkan diri dari Departemen Luar Negeri AS pada tahun 1962 dan, dari tahun 1963 hingga 1968, menduduki jabatan Direktur IIEP. Dia menjabat sebagai wakil ketua dan ketua Dewan Pengembangan Ekonomi Internasional hingga 1992, ketika dia pensiun. Selama kariernya ia menulis beberapa buku tentang kebijakan luar negeri dan pendidikan. Dia menikah dengan Helena Brooks selama 65 tahun dan memiliki dua anak, Peter B. Coombs dan Helena H. Weeks.
Karya yang dipublikasikan :
1. Masalah mobilisasi ekonomi (Sekolah Tinggi Angkatan Bersenjata, Washington, DC mobilisasi ekonomi), oleh Philip H Coombs, 1947
2.    Pendidikan dan Bantuan Luar Negeri: Cara Meningkatkan Bantuan Pendidikan Luar Negeri Amerika Serikat (dari Kuliah Burton) oleh Philip H. Coombs, 1965
3.     Krisis Pendidikan Dunia: Analisis Sistem, Oxford University Press, 1968
4.     Mengelola Biaya Pendidikan , oleh Philip H. Coombs dan Jacques Hallak. 1972
5.  Menyerang Kemiskinan Pedesaan: Bagaimana Pendidikan Nonformal Dapat Membantu , Sebuah laporan penelitian untuk Bank Dunia. Diedit oleh Barbara Baird Israel, oleh Philip H. Coombs dengan Manzoor Ahmed, 1974
6.  Pendidikan untuk Pembangunan Pedesaan (studi khusus Praeger dalam ekonomi dan pembangunan internasional) oleh Manzoor Ahmed dan Philip H. Coombs, 1975
7.  Memenuhi Kebutuhan Dasar Penduduk Miskin Pedesaan: Pendekatan Terpadu Berbasis Masyarakat (studi kebijakan Pergamon tentang pembangunan internasional), oleh Philip H. Coombs, 1980
8.      Krisis Dunia dalam Pendidikan: The View from the Eighties , oleh Philip H. Coombs, 1985
9.      Pendidikan dan Bantuan Luar Negeri: Cara untuk Meningkatkan Bantuan Pendidikan Luar Negeri Amerika Serikat (Burton Lectures) oleh Philip H. Coombs, 1988
10.  Dimensi Keempat Kebijakan Luar Negeri , oleh Philip H Coombs, 1990


2.      Ivan Illich

     

Ivan Illich lahir 4 September 1926 meninggal 2 Desember 2002 pada umur 76 tahun adalah seorang filsuf Austria, pastor Katolik Roma, dan seorang “pengkritik sosial yang tidak kenvensional” dari lembaga-lembaga budaya barat kontempore dan pengaruhnya terhadap sumbernya serta dalam praktik pendidikan, kedokteran, kerja, penggunaan energgi, transportasi, dan pembangunan ekonomi.

Illich lahir di Wina dari ayah Katolik Kroasia, seorang insinyur Ivan Illich Peter, dan ibu Yahudi Sefardim, Ellen née Regenstreif-Ortlieb. Nenek dari ibunya berasal dari Texas. Illich menguasai bahasa Italia, Spanyol, Perancis, dan Jerman sebagai bahasa asli. Ia kemudian belajar bahasa Kroasia, dari bahasa kakeknya, ditambah bahasa Yunani Kuno dan Latin, di samping Spanyol, Portugis, Hindi, Inggris, dan lainnya. Ia belajar histologi dan kristalografi di University of Florence (Italia) serta teologi dan filsafat di Universitas Kepausan Gregoriana di Roma (1942-1946), dan sejarah abad pertengahan di Salzburg. 
Ia menulis disertasi yang berfokus pada sejarawan Arnold Toynbee J. dan akan kembali ke subjek dalam tahun-tahun terakhirnya. Pada tahun 1951, ia "mendaftar untuk menjadi pastor paroki di salah satu lingkungan termiskin di New York - Washington Heights, di ujung utara Manhattan, dan segera meninggalkan daerah imigran Puerto Rico menggunakan pesawat." Pada tahun 1956, di usia 30, ia diangkat sebagai wakil rektor Universitas Katolik Puerto Rico, "posisi yang berhasil menjaga selama beberapa tahun sebelum dikeluarkan -Illich hanya sedikit terlalu keras dalam kritiknya terhadap pernyataan Vatikan tentang pengendalian kelahiran dan sikap dingin terkait bom nuklir." Di Puerto Rico, Illich bertemu dengan Everett Reimer, dan keduanya mulai menganalisis fungsi mereka sendiri sebagai "pendidikan" para pemimpin. Pada tahun 1959, ia melakukan perjalanan di seluruh Amerika Selatan dengan berjalan kaki dan dengan naik bus.  
Pada tahun 1961, Illich mendirikan Centro de Documentación Intercultural (fr) (ClDOC, atau Pusat Dokumentasi Antarbudaya) di Cuernavaca, Meksiko, yang seolah-olah sebuah kursus bahasa yang menawarkan pusat penelitian untuk misionaris dari Amerika Utara dan relawan dari Aliansi untuk program Kemajuan. diinisiasi oleh John F. Kennedy. Niat aslinya adalah untuk mendokumentasikan partisipasi Vatikan dalam "perkembangan modern" dari apa yang disebut Dunia Ketiga. Illich menaruh kecurigaan pada belas kasihan liberal atau keangkuhan konservatif yang memotivasi naiknya perkembangan industri global. 

Konsep

1.      Melawan produktivitas

Gagasan utama Ivan Illich adalah konsep counterproductivity (Melawan produktivitas): ketika lembaga-lembaga masyarakat industri modern menghambat tujuan yang ditargetkan mereka. Misalnya, Ivan Illich menghitung bahwa, di Amerika pada 1970-an, jika Anda menambahkan waktu yang dihabiskan untuk bekerja untuk mendapatkan uang untuk membeli mobil, waktu yang dihabiskan di dalam mobil (termasuk kemacetan lalu lintas), waktu yang dihabiskan dalam perawatan kesehatan . industri karena kecelakaan mobil, waktu yang dihabiskan di industri minyak untuk bahan bakar mobil ... dll, dan Anda membagi jumlah kilometer yang ditempuh per tahun itu, Anda mendapatkan perhitungan sebagai berikut: 10000 km per tahun per orang dibagi dengan 1600 jam per tahun per Amerika sama dengan 6 km per jam. Jadi kecepatan nyata mobil akan menjadi sekitar 3,7 mil per jam.

2.      Specific diseconomy 
            Diseconomy khusus adalah istilah lain yang digunakan Illich sebagai ukuran tingkat  counterproductivity kelembagaan yang terjadi, mengacu pada tingkat yang tepat seperti misalnya, industri medis menginduksi penyakit, lembaga pendidikan mendorong kebodohan, sistem peradilan melanggengkan ketidakadilan, atau pertahanan nasional dapat membuat bangsa kurang aman. Ketika diseconomy tertentu semakin meningkat, ini berarti sebuah lembaga atau industri semakin kontraproduktif dengan niat aslinya.
3.      Monopoli radikal 
                Dia menemukan konsep monopoli radikal: ketika medium secara teknis atau tampaknya lebih efektif, itu kemudian menciptakan monopoli yang menolak akses ke media lain. Konsumsi wajib dari medium yang menggunakan banyak energi (misalnya transportasi bermotor) mempersempit hasil dari nilai pakai (kemampuan angkutan bawaan). Dengan "monopoli radikal" Maksudku dominasi satu jenis produk bukan dominasi satu merek. Saya berbicara tentang monopoli radikal ketika salah satu produksi industri berproses dalam latihan kontrol eksklusif atas kepuasan kebutuhan yang mendesak, dan tidak termasuk kegiatan nonindustrial dari kompetisi.
4.      Keramahan 
              Illich bekerja untuk membuka kemungkinan-kemungkinan baru. Illich mencurahkan satu bab dari Bebaskan Masyarakat atas usulan untuk kelahiran kembali Epimethean Man. Dia berpendapat bahwa kita membutuhkan alat yang ramah dibandingkan dengan mesin. Alat mungkin memiliki banyak aplikasi, beberapa sangat berbeda dari penggunaan awal yang dimaksudkan. Sebuah alat dapat dianggap sebagai ungkapan penggunanya. Kebalikan dari mesin, di mana manusia menjadi hamba yang peran mereka hanya terdiri dari menjalankan mesin untuk satu tujuan.
  
3.      Paulo Freire

      

Paulo Freire (lahir di Recife, Brasil, 19 September 1921 – meninggal di São Paulo, Brasil, 2 Mei 1997 pada umur 75 tahun) adalah seorang tokoh pendidikan Brasil dan teoretikus pendidikan yang berpengaruh di dunia.

 
Kehidupan Paulo Freire 
      Freire dilahirkan dalam keluarga kelas menengah di Recife, Brasil. Namun ia mengalami langsung kemiskinan dan kelaparan pada masa Depresi Besar 1929, suatu pengalaman yang membentuk keprihatinannya terhadap kaum miskin dan ikut membangun pandangan dunia pendidikannya yang khas. Freire mulai belajar di Universitas Recife pada 1943, sebagai seorang mahasiswa hukum, tetapi ia juga belajar filsafat dan psikologi bahasa. Meskipun ia lulus sebagai ahli hukum, ia tidak pernah benar-benar berpraktik dalam bidang tersebut. Sebaliknya, ia bekerja sebagai seorang guru di sekolah-sekolah menengah, mengajar bahasa Portugis. Pada 1944 ia menikah dengan Elza Maia Costa de Oliveira. 
       Pada 1946, Freire diangkat menjadi Direktur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dari Dinas Sosial di Negara bagian Pernambuco (yang ibu kotanya adalah Recife). Selama bekerja itu, terutama ketika bekerja di antara orang-orang miskin yang buta huruf, Freire mulai merangkul bentuk pengajaran yang non-ortodoks yang belakangan dianggap sebagai teologi pembebasan (Dalam kasus Freire, ini merupakan campuran Marxisme dengan agama Kristen). Perlu dicatat bahwa di Brasil pada saat itu, melek huruf merupakan syarat untuk ikut memilih dalam pemilu. 
     Pada 1961, ia diangkat sebagai direktur dari departemen Perluasan Budaya dari Universitas Recife, dan pada 1962 ia mendapatkan kesempatan pertama untuk menerapkan secara luas teori-teorinya, ketika 300 orang buruh kebun tebu diajar untuk membaca dan menulis hanya dalam 45 hari. Sebagai tanggapan terhadap eksperimen ini, pemerintah Brasil menyetujui dibentuknya ribuat lingkaran budaya di seluruh negeri. 
      Pada 1964, sebuah kudeta militer mengakhiri upaya itu, dan menyebabkan Freire dipenjarakan selama 70 hari atas tuduhan menjadi pengkhianat. Setelah mengasingkan diri untuk waktu singkat di Bolivia, Freire bekerja di Chili selama lima tahun untuk Gerakan Pembaruan Agraria Demokratis Kristen. Pada 1967, Freire menerbitkan bukunya yang pertama, Pendidikan sebagai Praktik Pembebasan. Buku ini disambut dengan baik, dan Freire ditawari jabatan sebagai profesor tamu di Harvard pada 1969. Tahun sebelumnya, ia menulis bukunya yang paling terkenal, Pendidikan Kaum Tertindas (Pedagogy of the Oppressed), yang diterbitkan dalam bahasa Spanyol dan Inggris pada 1970. Buku itu baru diterbitkan di Brasil pada 1974 (karena perseteruan politik antara serangkaian pemerintahan diktatur militer yang otoriter dengan Freire yang Kristen sosialis ketika Jenderal Ernesto Geisel mengambil alih kekuasaan di Brasil dan memulai proses liberalisasi. 
     Setelah setahun di Cambridge, Freire pindah ke Jenewa, Swiss untuk bekerja sebagai penasihat pendidikan khusus di Dewan Gereja-gereja se-Dunia. Pada masa itu Freire bertindak sebagai penasihat untuk pembaruan pendidikan di bekas koloni-koloni Portugis di Afrika, khususnya Guinea Bissau dan Mozambik. 
      Pada 1979, ia dapat kembali ke Brasil, dan pindah kembali ke sana pada 1980. Freire bergabung dengan Partai Buruh (Brasil (PT) di kota São Paulo, dan bertindak sebagai penyelia untuk proyek melek huruf dewasa dari 1980 hingga 1986. Ketika PT menang dalam pemilu-pemilu munisipal pada 1986, Freire diangkat menjadi Sekretaris Pendidikan untuk São Paulo. Pada 1986, istrinya Elza meninggal dunia, dan Freire menikahi Maria Araújo Freire, yang melanjutkan dengan pekerjaan pendidikannya sendiri yang radikal. Pada 1991, didirikanlah Institut Paulo Freire di São Paulo untuk memperluas dan menguraikan teori-teorinya tentang pendidikan rakyat. Institut ini menyimpan semua arsip Freire. Freire meninggal dunia karena serangan jantung pada 2 Mei 1997. 
 
4.      Abraham H.  Maslaw
          
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku. Ia awalnya kuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.
Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hierarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik.
Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year.

Teori Humanistik dan Aktualisasi Diri

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau Hierarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia. Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti jalan pikir manusia.

Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri. Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi dirinya.

Hierarki Kebutuhan



Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.    Kebutuhan akan rasa aman
3.    Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.    Kebutuhan untuk dihargai
5.    Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis. Kemudian berhenti dengan sendirinya.
Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.
1.      Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat ekstrem (misalnya kelaparan) bisa menyebabkan manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs).
2.      Kebutuhan Rasa Aman
Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.
3.      Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
4.      Kebutuhan Harga Diri
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).
5.      Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hierarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.
6.      Meta Kebutuhan dan Meta Patologi
Menurut Maslow, meta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari:
1.      Kebenaran
2.      Kebaikan
3.      Keindahan atau kecantikan
4.      Keseluruhan (kesatuan)
5.      Dikotomi-transedensi
6.      Berkehidupan (berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya)
7.      Keunikan
8.      Kesempurnaan
9.      Keniscayaan
10.  Penyelesaian
11.  Keadilan
12.  Keteraturan
13.  Kesederhanaan
14.  Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama penting)
15.  Tanpa susah payah (santai, tidak tegang)
16.  Bermain (fun, rekreasi, humor)
17.  Mencukupi diri sendiri

7.      Meta Patologi
            Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti:
1.      Apatisme
2.      Kebosanan
3.      Putus asa
4.      Tidak punya rasa humor lagi
5.      Keterasingan
6.      Mementingkan diri sendiri
7.      Kehilangan selera dan sebagainya

Itulah beberapa biografi tokoh-tokoh Pendidikan Luar Sekolah, tapi sebenarnya masih banyak lagi tokoh-tokoh Pendidikan Luar Sekolah, hanya saja dalam kesempatan kali ini saya hanya menyampaikan 4 tokoh saja. Terimakasih dan semoga bermanfaat. 

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

Komponen, proses dan tujuan Program Pendidikan Luar Sekolah